Berita Desa
AWAL MUSIM TANAM CABAI MERAH KERITING
Maju Jaya – Petani Desa Maju Jaya sudah sangat terbiasa berbudidaya aneka cabai bahkan telah menjadi Desa penyangga cabai di Provinsi Jambi. Konsistensi pasokannya mencapai 2 ton per hari menyebar ke berbagai pasar termasuk pasar induk Talang Gulo dan pasar-pasar satelit seputar Jambi.
Petani Desa Maju Jaya menyesuaikan agroklimat dan kecocokan tanah. “Sejak dulu, pendahulu Kami tidak menanam cabai rawit merah karena pertimbangan teknis. Kalau rawit yang cocok di dataran tinggi, kalau disini notabennya adalah cabai merah keriting sehingga hasil produksi Kami berlimpah,” papar Ngadiman, salah satu Petani di Desa Maju Jaya. “Saat ini kurang lebih ada sekitar 155 ha pertanaman cabai merah keriting yang ada di Desa Maju Jaya,” tambah Ngadiman.
Hal senada juga disampaikan Datuk Kepala Desa Maju Jaya, Jemingan yang menegaskan warga Desa Maju Jaya tidak pernah kesulitan untuk menemukan aroma pedas di setiap menu masakan sepanjang tahun karena ketersediaan cabai merah keriting melimpah. “Masyarakat sini sudah terbiasa menggunakan caabai merah keriting untuk membuat sambal. Kalau masalah harga memang kurang menarik dibandingkan dengan rawit merah, tetapi rasa tetap pedas.” ungkapnya.
Perihal awal Juni 2023 tersebar kabar dari pasar yang menyatakan harga cabai merah keriting di pasaran mencapai Rp. 20.000 per kilogram . Namun, pemantauan langsung ke beberapa pedagang eceran di Pasar Desa yang ada di wilayah Kecamatan Kumpeh, dengan harga Rp. 25.000 konsumen mendapatkan cabai sebanyak 1 kilogram (kurang lebih 170 buah).
Dihubungi terpisah, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto memahami adanya cuaca ekstrim dengan curah hujan yang relatif tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap masa pertumbuhan. “Memang karena cuaca ekstrem ini masa pertumbuhan dan pasokan cabai menjadi berkurang. Namun hal ini sudah kita antisipasi melalui berbagai langkah. Salah satunya dengan melakukan pembersihan irigasi saluran pembuangan air yang ada di tiap-tiap lahan pertanian dan mobilisasi pasokan dari daerah surplus yang produksinya tidak terganggu seperti dari Provinsi Sumatera Selatan, Sumatera Utara, serta Kabupaten Kerinci dan dalam waktu dekat pasokan kembali normal,” papar Prihasto, Jum’at (09/6).
Namun demikian, Beliau juga menegaskan bahwa harga ini sangat dipengaruhi banyak faktor yang terkadang tidak juga semata karena pasokan dan belum ada standarisasi harga selayaknya produk pabrikan. “Namun patut disyukuri bahwa NTP petani cabai sedikit meningkat pasca pandemi. Sebelumnya petani cabai sempat terseok-seok dengan harga pasar di bawah BEP,” imbuhnya.
Komentar
kakek sugiono |
---|
12 Juni 2023 04:09:19 hai sayang |